Senin, 23 Juli 2012


10 FESTIVAL DAN RITUAL UNIK KHAS DAERAH DI IND0NESIA

01.   Adu Kerbau ( Mapasilaga Tedong ) Tana Toraja

Adu kerbau diawali dengan parade kerbau bule. Partai adu kerbau diselingi oleh prosesi pemotongan kerbau ala Toraja, Ma’tinggoro tedong, yaitu menebas kepala kerbau dengan parang sekali tebas. Semakin sore, pesta adu kerbau semakin ramai, karena yang diadu adalah kerbau jantan yang sudah memiliki pengalaman berkelahi puluhan kali.
Sebelum diadu, dilakukan parade kerbau. Ada kerbau bule / albino, ada pula kerbau yang mempunyai bercak-bercak hitam dipunggung (salepo), dan ada lagi hitam di punggung ( lontong boke ). Jenis yang terakhir ini harganya bisa mencapai harga di atas rp. 100 juta. Selain itu, ada juga kerbau jantan yang sudah dikebiri. Konon menurut cerita, rasa nya gurih sama, cita rasanya lebih gurih.


 
02. Sekaten – Yogyakarta


               Sekaten atau upacara sekaten (berasal dari kata syahadatain). Yaitu acara peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. yang diadakan setiap tanggal 5 bulan jawa maulid (rabiulawal tahun hijriah) di alun – alun utara Yogyakarta (dan alun – alun surakarta secara bersamaan). Upacara ini dulu dipakai oleh sultan hamengku buwono I, pendiri keraton Yogyakarata untuk mengikuti dan memeluk agama Islam.
Hari pertama, upacara diawali pada malam hari dengan iring-iringan abdi dalem ( punggawa keraton ) bersama dua set gamelan jawa yaitu, kyai nogowilogo dan kyai gunturmadu. Iringan ini mulai dari Pendopo Ponconiti menuu masjid agung di Alun-alun Atara dengan dikawal prajurit Keraton. Kyai Nogowilogo akan menempati sisi utara Masjid Agung, sebaliknya Kyai Gunturmadu akan ada di selatan masjid. Kedua gamelan ini akan dimainkan bersamaan sampai tanggal 11 Maulid selama 7 hari berturut – turut. Pada hari terakhir kedua gamelan ini dibawa pulang ke keraton.
Acara puncak sekaten ditandai dengan  Grebeg Mauludan yang diadakan tanggal 12 ( tepat saat Maulid Nabi Muhammad Saw. ) mulai pukul 08.00.


03. Rambu Solo - Tana Toraja
        Rambu Solo adalah pesta atau upacara kematian. Ini merupakan adat istiadat yang telah diwarisi oleh masyarakat Toraja secara turun temurun. Bagi keluarga yang ditinggal, wajib membuat sebuah pesta sebagai tanda penghormatan terakhir kepada mendiang yang telah pergi.
        Setelah melewati serangkaian upacara, mendiang diusung menggunakan Tongkonan (sejenis rumah adat khas Toraja)  menuju makam yang ada di tebing-tebing dalam gua. Makam tersebut dinamakan Perkuburan Londa.

Yang unik dari upacara Rambu Solo adalah pembuatan boneka kayu yang dibuat sangat mirip dengan orang yg meninggal dan diletakkan di Tebing. Uniknya lagi konon katanya, wajah boneka itu kian hari kian mirip dengan wajah orang yang sudah meninggal.

04. Seren Taun – Jawa Barat

        Seret Taun diadakan setiap setahun sekali di daerah Jawa Barat. Festifal ini ditujukan untuk merayakan keberhasilan panen dan permohoan doa supaya panen di kemudian hari berhasil dan bebas hama penyakit.
Upacara ini diadakan selama 7 hari, dimulai hari ke-1 yang disebut Neutepkeun, hari ke-2 yang disebut Ngembang, hari ke-3 yang disebut Sawer Sudat dan Ngalage, hari ke-4 yang disebut Sebret Kasep, hari ke-5 yang disebut Ngukuluan, hari ke-6 yang disebut sedekah kue atau Helaran, Nugel Muding, sedekah daging, dan pertunjukan seni, sementara hari ke-7 disebut Helaran Dong-dang, Majiekeun Pare dan Pintonan Kesenian.

05. Dugderan – Semarang, Jawa Tengah

Dugeran adalah upacara yang menandai bahwa bulan puasa telah tiba. Dugeran dilaksanakan tepat satu hari sebelum bulan puasa. Kata dugder, dambil dari perpaduan bunyi dugdug, dan bunyi meriam yang mengikuti kemudian diasumsikan dengan kata derr.
        Kegiatan ini meliputi pasar rakyat yang dimulai sepekan sebelum dugderan, kearnafal yangdiikuti olehpasukan merah putih, DrumBand, pasukan pakaian adat “Bhinneka Tunggal Ika” meriam, warak ngendok, dan berbagai potensi kesenian di Semarang.
       
        Ciri khas acara ini adalah warak ngendok, sejenis binatang rekaan yang memiliki bentuk tubuh seperti kambing, kepala sebagai naga, dan memiliki sisik emas. Visualisasi warak ngendok, dibuat dari kertas warna-warni. Acara ini dimulai dari pukul 08.00 sampai dengan maghrib. Di hari yang sama juga diselengarakan Festfal Warak dan Jipin Blantenan.

06. Tabuik - Pariaman, Sumatra Barat
      
        Tabuik, berasal dari kata arab: tabut yang adrtinya mengarak. Upacara Tabuik merupakan tradisi masyarakat pantai barat Sumatra Barat, yang diselenggarakan secara turun temurun. Upacara ini digelar di Hari Asyura pada tanggal 10 Muharram dalam kalender Islam.
        Pada hari yang ditentukan, sejak 06.00, seluruh pesta dan kelengkapan upacara bersiap di alun-alun kota. Para pejabat pemerintahan pun turut hadir dalam pelaksanaan upacara paling kolosal di Sumatra Barat ini.
        Satu Tabuik diangkat oleh para pemikul yang jumlahnya mencapai 40 orang. Di belakang Tabuik, rombongan orang yang berbusana Tradisional yang membawa alat musik perkusi berupa: aneka gendang, turut mengisi barisan. Sesekali arak-arakan berenti dan puluhan orang yang memainkan silat khas Minang akan beraksi sambil diiringi musik tetabuhan.
        Saat matahari terbenam, arak-arakan pun berakhir. Kedua Tabuik dibawa ke pantai dan selanjutnya dilarung ke laut. Hal ini dilakuan kerena ada kepercayaan bakwa dibuangnya Tabuik itu dapat membuang sial. Selain itu, momen ini juga dipercaya sebagai waktunya Buraq (kendaraan yang dipakai Nabi Muhammad terbang ke langit), sengan membawa semua jenis arakannya.

07. Ngaben - Bali
            Ngaben adalah upacara pembakaran / kremasi jenasah umat Hindu, Bali. Saat prosesi Ngaben, ketika api mulai disulut, perlahan-lahan kobaran api mulai membesar dan mulai membakar jenazah.
            Lama-kelamaan kobaran api menghanguskan jasad, yang dipercaya aan melepaskan segala ikatan keduniawian dari orang yang meninggal itu. Bila ikatan duniaw itu mulai terlepas , semakin terbukalah kesempatan untuk melihat kebenaran dan keabadian kesucian Ilahi di alam sana.
            Beberapa hari sebelumnya, keluarga dari orang yang meningal dibantu oleh masyarakat sekitar, membuat Bade dan Lembu yang sangat megah, terbuat dari kayu, kertas warna-warni, dan bahan lain. Bade dan Lembu ini merupakan tempat jenasah dibakar.

08. Kebo-Keboan - Banyuwangi

     Prosesi upacara Adat Kebo-keboan dilaksanakan setiap tahun oleh warga desa Alasmalang. Awalnya upcara ini dilaksanakan untuk memohon turunnya hujan saat musim kemarau panjang. Dengan turunnya hujan berarti petani dapat segera bercocok tanam.
     Puncak prosesi adalah membajak sawah dan menanam bibit padi di persawahan. Orang-orang yang dapat bertingkah seperti kerbau karena kesurupan dan mengejar siapa saja yang mencoba mengambil bibit padi yang ditanamnya. Penduduk desa Alasmalang berusaha merebut bibit padi karena dipercaya dapat digunakan sebagai tolak bala maupun untuk keberuntunan.

09. Tiwah - Kalimantan Tengah

        Ritual Tiwah adalah prosesi mengantarkan roh leluhur sanak saudarayang telah meninggal dunia ke alam baka dengan cara menyucikan dan memindahkan sisa jazad dari liang kubur menuju ke tempat yan bernama Sandung.
        Ritual Tiwah dijadikan objek wisata karena unik dan khas. Banyak para turis Mancaneara yang tertarik pada upacara yang dilakukan oleh warga Dayak, Kalimantan Tengah ini.

10. Pasola Sumba - Nusa Tenggara Timur
           
            Ini adalah sebagian dari serangkaian upacara tradisional yang dilakukan oleh orang umba. Setiap tahun pada ulan Februari / Maret, serangkaian upacara adat dilakukan dalam rangka memohon doa restu para dewa agar panen tahun ini berhasil dengan baik.
            Puncak dari serangkaian upacara adat yang dilakukan beberappa hari sebelumnya adalah apa yang disebut pasola. Pasola berarti perang-perangan yang dilakukan oleh 2 kelompok berkuda. Setiap kelompok terdiri atas lebih dari 100 pemuda bersenjatakan tombak yang dibuat dari kayu berdiameter sekitar 1.5 cm yang didepannya dibiarkan tumpul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar