10 FESTIVAL DAN RITUAL UNIK
KHAS DAERAH DI IND0NESIA
01. Adu Kerbau ( Mapasilaga Tedong ) Tana Toraja
Adu kerbau diawali dengan parade kerbau bule. Partai
adu kerbau diselingi oleh prosesi pemotongan kerbau ala Toraja, Ma’tinggoro
tedong, yaitu menebas kepala kerbau
dengan parang sekali tebas. Semakin sore, pesta adu kerbau semakin ramai, karena yang diadu adalah kerbau jantan
yang sudah memiliki pengalaman berkelahi puluhan kali.
Sebelum diadu, dilakukan parade kerbau. Ada kerbau
bule / albino, ada pula kerbau yang mempunyai bercak-bercak hitam dipunggung (salepo), dan ada lagi hitam di punggung
( lontong boke ). Jenis yang terakhir
ini harganya bisa mencapai harga di atas rp. 100 juta. Selain itu, ada juga
kerbau jantan yang sudah dikebiri. Konon menurut cerita, rasa nya gurih sama,
cita rasanya lebih gurih.
02. Sekaten – Yogyakarta
Sekaten atau upacara sekaten (berasal
dari kata syahadatain). Yaitu acara peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. yang diadakan setiap tanggal 5 bulan jawa maulid (rabiulawal
tahun hijriah) di alun – alun utara Yogyakarta (dan
alun – alun surakarta secara bersamaan). Upacara ini dulu dipakai oleh sultan
hamengku buwono I, pendiri keraton Yogyakarata untuk
mengikuti dan memeluk agama Islam.
Hari pertama, upacara diawali pada malam hari
dengan iring-iringan abdi dalem ( punggawa keraton ) bersama dua set gamelan
jawa yaitu, kyai nogowilogo dan kyai gunturmadu. Iringan ini mulai dari Pendopo Ponconiti menuu
masjid agung di Alun-alun Atara dengan dikawal prajurit Keraton. Kyai Nogowilogo akan menempati sisi utara Masjid Agung, sebaliknya Kyai Gunturmadu akan
ada di selatan masjid. Kedua gamelan ini akan dimainkan bersamaan sampai
tanggal 11 Maulid selama 7 hari berturut – turut. Pada hari
terakhir kedua gamelan ini dibawa pulang ke keraton.
Acara puncak sekaten ditandai dengan Grebeg Mauludan yang diadakan tanggal 12 ( tepat saat Maulid Nabi Muhammad Saw. ) mulai pukul
08.00.
03. Rambu
Solo - Tana Toraja
Rambu Solo adalah pesta atau
upacara kematian. Ini merupakan adat istiadat yang telah diwarisi oleh masyarakat
Toraja secara turun temurun. Bagi keluarga yang ditinggal, wajib membuat sebuah
pesta sebagai tanda penghormatan terakhir kepada mendiang yang telah pergi.
Setelah melewati serangkaian
upacara, mendiang diusung menggunakan Tongkonan (sejenis rumah adat khas Toraja) menuju makam yang ada di tebing-tebing dalam
gua. Makam tersebut dinamakan Perkuburan Londa.
Yang unik dari upacara
Rambu Solo adalah pembuatan boneka kayu yang dibuat sangat mirip dengan orang
yg meninggal dan diletakkan di Tebing. Uniknya lagi konon katanya, wajah boneka
itu kian hari kian mirip dengan wajah orang yang sudah meninggal.
04. Seren Taun –
Jawa Barat
Seret Taun diadakan setiap setahun sekali di daerah Jawa Barat. Festifal ini ditujukan untuk
merayakan keberhasilan panen dan permohoan doa supaya panen di kemudian hari
berhasil dan bebas hama penyakit.
Upacara ini diadakan selama 7 hari, dimulai hari ke-1
yang disebut Neutepkeun, hari ke-2
yang disebut Ngembang, hari ke-3 yang
disebut Sawer Sudat dan Ngalage, hari ke-4 yang disebut Sebret Kasep, hari ke-5 yang disebut Ngukuluan, hari ke-6 yang disebut sedekah kue atau Helaran, Nugel Muding, sedekah daging, dan pertunjukan seni, sementara hari ke-7 disebut Helaran Dong-dang, Majiekeun Pare dan Pintonan Kesenian.
05. Dugderan – Semarang, Jawa Tengah
Dugeran adalah upacara yang menandai bahwa bulan puasa telah
tiba. Dugeran dilaksanakan tepat satu hari sebelum bulan puasa. Kata dugder, dambil dari perpaduan bunyi
dugdug, dan bunyi meriam yang mengikuti kemudian diasumsikan dengan kata derr.
Kegiatan
ini meliputi pasar rakyat yang dimulai sepekan sebelum dugderan, kearnafal
yangdiikuti olehpasukan merah putih, DrumBand,
pasukan pakaian adat “Bhinneka Tunggal Ika” meriam, warak ngendok, dan berbagai potensi kesenian di Semarang.
Ciri
khas acara ini adalah warak ngendok,
sejenis binatang rekaan yang memiliki bentuk tubuh seperti kambing, kepala
sebagai naga, dan memiliki sisik emas. Visualisasi warak ngendok, dibuat dari kertas warna-warni. Acara ini dimulai
dari pukul 08.00 sampai dengan maghrib. Di hari yang sama juga diselengarakan
Festfal Warak dan Jipin Blantenan.
06. Tabuik - Pariaman, Sumatra Barat
Tabuik,
berasal dari kata arab: tabut yang adrtinya mengarak. Upacara Tabuik merupakan
tradisi masyarakat pantai barat Sumatra Barat, yang diselenggarakan secara
turun temurun. Upacara ini digelar di Hari Asyura pada tanggal 10 Muharram
dalam kalender Islam.
Pada
hari yang ditentukan, sejak 06.00, seluruh pesta dan kelengkapan upacara
bersiap di alun-alun kota. Para pejabat pemerintahan pun turut hadir dalam
pelaksanaan upacara paling kolosal di Sumatra Barat ini.
Satu
Tabuik diangkat oleh para pemikul yang jumlahnya mencapai 40 orang. Di belakang
Tabuik, rombongan orang yang berbusana Tradisional yang membawa alat musik
perkusi berupa: aneka gendang, turut mengisi barisan. Sesekali arak-arakan
berenti dan puluhan orang yang memainkan silat khas Minang akan beraksi sambil
diiringi musik tetabuhan.
Saat
matahari terbenam, arak-arakan pun berakhir. Kedua Tabuik dibawa ke pantai dan
selanjutnya dilarung ke laut. Hal ini dilakuan kerena ada kepercayaan bakwa
dibuangnya Tabuik itu dapat membuang sial. Selain itu, momen ini juga dipercaya
sebagai waktunya Buraq (kendaraan yang dipakai Nabi Muhammad terbang ke
langit), sengan membawa semua jenis arakannya.
07. Ngaben - Bali
Ngaben adalah upacara pembakaran /
kremasi jenasah umat Hindu, Bali. Saat prosesi Ngaben, ketika
api mulai disulut, perlahan-lahan kobaran api mulai membesar dan mulai membakar
jenazah.
Lama-kelamaan
kobaran api menghanguskan jasad, yang dipercaya aan melepaskan segala ikatan
keduniawian dari orang yang meninggal itu. Bila ikatan duniaw itu mulai
terlepas , semakin terbukalah kesempatan untuk melihat kebenaran dan keabadian
kesucian Ilahi di alam sana.
Beberapa
hari sebelumnya, keluarga dari orang yang meningal dibantu oleh masyarakat
sekitar, membuat Bade dan Lembu yang sangat megah, terbuat dari
kayu, kertas warna-warni, dan bahan lain. Bade
dan Lembu ini merupakan tempat
jenasah dibakar.
08. Kebo-Keboan - Banyuwangi
Prosesi
upacara Adat Kebo-keboan dilaksanakan setiap tahun oleh warga desa Alasmalang.
Awalnya upcara ini dilaksanakan untuk memohon turunnya hujan saat musim kemarau
panjang. Dengan turunnya hujan berarti petani dapat segera bercocok tanam.
Puncak prosesi
adalah membajak sawah dan menanam bibit padi di persawahan. Orang-orang yang
dapat bertingkah seperti kerbau karena kesurupan dan mengejar siapa saja yang
mencoba mengambil bibit padi yang ditanamnya. Penduduk desa Alasmalang berusaha
merebut bibit padi karena dipercaya dapat digunakan sebagai tolak bala maupun
untuk keberuntunan.
09. Tiwah - Kalimantan Tengah
Ritual Tiwah adalah prosesi
mengantarkan roh leluhur sanak saudarayang telah meninggal dunia ke alam baka
dengan cara menyucikan dan memindahkan sisa jazad dari liang kubur menuju ke
tempat yan bernama Sandung.
Ritual Tiwah dijadikan objek wisata
karena unik dan khas. Banyak para turis Mancaneara yang tertarik pada upacara
yang dilakukan oleh warga Dayak, Kalimantan Tengah ini.
10. Pasola Sumba - Nusa
Tenggara Timur
Ini
adalah sebagian dari serangkaian upacara tradisional yang dilakukan oleh orang
umba. Setiap tahun pada ulan Februari / Maret, serangkaian upacara adat
dilakukan dalam rangka memohon doa restu para dewa agar panen tahun ini
berhasil dengan baik.
Puncak
dari serangkaian upacara adat yang dilakukan beberappa hari sebelumnya adalah
apa yang disebut pasola. Pasola berarti perang-perangan yang
dilakukan oleh 2 kelompok berkuda. Setiap kelompok terdiri atas lebih dari 100
pemuda bersenjatakan tombak yang dibuat dari kayu berdiameter sekitar 1.5 cm
yang didepannya dibiarkan tumpul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar